Sabtu, 04 Agustus 2012

SEJARAH SINGKAT - PERKEMBANGAN DINASTI ISYANA



DINASTI ISYANA

1.       Pengertian
Dinasti adalah sistem reproduksi kekuasaan yang primitif karena mengandalkan darah dan keturunan dari segelintir orang. Atau sebuah suksesi penguasa dari keluarga yang sama atau baris. Wangsa Isyana adalah sebuah dinasti yang berkuasa di Kerajaan Medang Kemulan periode Jawa Timur pada abad ke-10 sampai awal abad ke-11.

2.       Asal usul
           Istilah Isyana berasal dari nama Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa, yaitu gelar Mpu Sindok setelah menjadi raja Medang Kemulan (929947). Dinasti ini menganut agama Hindu aliran Siwa.

Berdasarkan agama yang dianut, Mpu Sindok diduga merupakan keturunan Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang Kemulan periode Jawa Tengah. Salah satu pendapat menyebutkan bahwa Mpu Sindok adalah cucu Mpu Daksa yang memerintah sekitar tahun 910–an. Mpu Daksa sendiri memperkenalkan pemakaian Sanjayawarsa (kalender Sanjaya) untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan asli Sanjaya. Dengan demikian, Mpu Daksa dan Mpu Sindok dapat disebut sebagai anggota Wangsa Sanjaya. Ia memiliki seorang permaisuri, bernama Sri Wardhani Pu Kbin
Kerajaan Medang Kemulan di Jawa Tengah hancur akibat letusan Gunung Merapi menurut teori van Bammelen. Mpu Sindok kemudian memindahkan ibu kota Medang Kemulan  dari Mataram menuju Tamwlang. Beberapa tahun kemudian ibu kota dipindahkan lagi ke Watugaluh. Kedua istana baru itu terletak di daerah Jombang sekarang.
Mpu Sindok tidak hanya memindahkan istana Medang Kemulan ke timur, namun ia juga dianggap telah mendirikan dinasti baru bernama Wangsa Isyana.
Namun ada juga pendapat yang menolak keberadaan Wangsa Sanjaya dan Wangsa Isyana, antara lain yang diajukan oleh Prof. Poerbatjaraka, Pusponegoro, dan Notosutanto. Menurut versi ini, dalam Kerajaan Medang Kemulan hanya ada satu dinasti saja, yaitu Wangsa Syailendra, yang semula beragama Hindu. Kemudian muncul Wangsa Syailendra terpecah dengan munculnya anggota yang beragama Buddha.
Dengan kata lain, versi ini berpendapat bahwa Mpu Sindok adalah anggota Wangsa Syailendra yang beragama Hindu Siwa, dan yang memindahkan istana Kerajaan Medang Kemulan ke Jawa Timur.
Dinasti Isana ini memerintah Medang Kemulan selama satu abad sejak 929 M. Ada dua prasasti yang mengisahkan Medang Kamulan, yakni Prasasti Mpu Sindhok, menceritakan masa pemerintahan Mpu Sindhok; dan Prasasti Kalcutta, menceritakan awal mula silsilah Dinasti Isana sampai zaman pemerintahan Airlangga.

3.       Silsilah Keluarga

Silsilah Wangsa Isyana dijumpai dalam prasasti Pucangan tahun 1041 atas nama Airlangga, seorang raja yang mengaku keturunan Mpu Sindok. Prasasti inilah yang melahirkan pendapat tentang munculnya sebuah dinasti baru sebagai kelanjutan Wangsa Sanjaya.
Cikal bakal Wangsa Isyana tentu saja ditempati oleh Mpu Sindok alias Maharaja Isyana. Ia memiliki putri bernama Sri Isyanatunggawijaya yang menikah dengan pangeran Bali bernama Sri Lokapala. Dari perkawinan itu lahir Makutawangsawardhana, yang kemudian memiliki putri bernama Mahendradatta, yaitu ibu dari Airlangga.
Ayah dari Airlangga adalah Udayana Warmadewa raja Bali. Dalam beberapa prasasti, nama Mahendradatta atau Gunapriya Dharmapatni disebut lebih dulu sebelum suaminya. Hal ini menunjukkan seolah-olah kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Mungkin saat itu Bali merupakan negeri bawahan Jawa. Penaklukan Bali diperkirakan terjadi pada zaman pemerintahan Dyah Balitung (sekitar tahun 890900–an)
Prasasti Pucangan juga menyebutkan seorang raja bernama Dharmawangsa Teguh, mertua sekaligus kerabat Airlangga. Para sejarawan cenderung sepakat bahwa Dharmawangsa adalah putra Makutawangsawardhana. Pendapat ini diperkuat oleh prasasti Sirah Keting yang menyebut Dharmawangsa dengan nama Sri Maharaja Isyana Dharmawangsa.
Dengan demikian, Dharmawangsa dapat dipastikan sebagai keturunan Mpu Sindok, meskipun prasasti Pucangan tidak menyebutnya dengan pasti.

4.    Daftar Para Raja

 Daftar para raja Wangsa Isyana dapat disusun sebagai berikut,
1.      Mpu Sindok alias Maharaja Isyana
2.      Sri Isyanatunggawijaya, memerintah bersama Sri Lokapala
3.      Makutawangsawardhana
4.      Dharmawangsa Teguh memerintah di Jawa, Mahendradatta memerintah di Bali.
5.      Airlangga, putra Mahendradatta dan menantu Dharmawangsa.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wkwkwkwk aku gk mudeng mbak bro !!!!!!!!!!!!!!!