Sedikit bercerita, awalnya bingung disuruh buat dharma wacana dalam bahasa bali. Ini disebabkan karena saya sendiri tidak begitu fasih dalam menggunakan baasa bali. Meskipun saya sudah lama tinggal dibali, namun hanya beberapa bahasa saja yang bisa saya ucapkan dengan benar. Sedikit miris memang, terkadang ada yang berkata 'orang bali kenapa gak bisa bahasa bali??'. Untuk dapat berbahasa selain bahasa Indonesia susah sush gampang, akan tetapi jika kita sering mendengarkan, sering mencoba pasti kita akan terbiasa. Berbeda dengan keseharian saya dirumah yang tidak begitu menggunakan bahasa pengantar bahasa
A simple blog, written by 16 years old young lady. Try to write what I can share to you all.. Enjoy yaa!
Tampilkan postingan dengan label Ceritaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ceritaku. Tampilkan semua postingan
Rabu, 15 Agustus 2012
Minggu, 22 Juli 2012
ROMEO AND JULIET’S ROMANTIC AND TRAGIC STORY
In the town of Verona there lived two
families, the Capulets and the Montagues. The engaged in a bitter feud. Among
the Montagues was Romeo, a hot-blooded young man with an eye for the ladies.
One day, Romeo attended the feast of the Capulets, a costume party where he
expected to meet his love, Rosaline, a haughty beauty from a well-to-do family.
Once there, however, Romeo’s eyes felt upon Juliet, and he thought of Rosaline
no more.
The
vision of Juliet had been invading his every thought. Unable to sleep, Romeo
returned late that night to the Juliet’s bedroom window. There, he was
surprised to find Juliet on the balcony, professing her love for him and
wishing that he were not a “Montague”, a name behind his own. “What’s in a
name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet”. Romeo
was ready to deny his name and professed his love. The two agreed to meet at
nine o’clock the next morning to be married.
CERPEN - Aneh, Tapi......Manis
Aneh,
Tapi......Manis
Hai aku Ana, ada satu hal yang ingin kutanyakan. Anda
pernah jatuh cinta bukan? Saat dimana anda merasa sulit sekali untuk melepaskan
bayang-bayang orang yang anda cintai. Perasaan tidak menentu yang tidak mampu
anda gambarkan dengan berbagai kata-kata. Degup jantung yang tiba-tiba saja
menjadi cepat dan tidak beraturan dan
keringat yang terkadang muncul membasahi tubuh, padahal cuaca sedang tidak
panas. Atau dalam sekejap terkadang anda tidak dapat berkata dalam artian ‘kehabisan
kata’. Dalam situasi buyar, hilang semua yang ada dalam pikiran dimana
sebelumnya berbagai kalimat telah siap, tertata rapi, tersusun secara
sistematis. Nyaris sulit, bahkan sangat sulit untuk dilontarkan oleh mulut.
Akan tetapi bersamaan dengan semua itu, ada rasa nyaman dan ada kebahagiaan
muncul disana. Semua itu bisa terjadi saat bertemu dengan ‘si dia’.
“Cinta...” gumamku
Cinta! Saat menggumamkan kata ini, hatiku sedikit
berdebar ada sebuah getaran aneh yang muncul di dada ini. Karena apa? Karena
disini di hati ini masih ada sebuah tanda tanya besar tersimpan. Masih adakah
cinta untukku? Cerita ini sengaja kumulai dari pertengahan perjalanan cinta
yang pernah kualami.
Sewaktu duduk di kelas 2 suatu SMP negeri yang populer
dikawasan kabupaten Bangli. Aku mengenal seorang cowok bernama Bayu. Dia tidak
satu sekolah denganku. Dia bersekolah di Ibukota, jarak sekolah tentunya cukup
jauh dari sekolahku. Akan tetapi meskipun jarak yang cukup jauh, tak
menyurutkan niat kami untuk menjalin sebuah hubungan.
Awal perkenalanku dengannya cukup menarik kukira. Karena
kami bisa kenal lebih dekat, karena sebuah insiden yang berasal dari salah satu
temanku. Panggil saja Dewi.
CERPEN - Big Hug...
Big Hug...
Mentari
bersinar sangat terik. Langit terlihat tenang dan bersih, tak terlihat awan
sama sekali. Kalaupun ada hanya beberapa. Di tengah lapangan debu-debu
berterbangan seolah-olah menari. Sejuknya udara pagi ini membuatku semakin
bersemangat untuk melakukan aktifitas pagi ini. Ini bukan hari biasanya untukku
maupun teman-temanku. Dengan seragam biru langit dipadukan dengan sebuah celana
hitam hingga lututku. Tak lupa juga sebuah ID sekolah, yang bertuliskan
dipunggungku “SD Negeri 5 Kawan ”. Yang terakhir, sepasang sepatu hitam lengkap
dengan kaos kakinya telah terpasang indah dan rapi di kedua kakiku. Mau
kemanakah aku ini? Sekolah tentunya...
“Yapp, siap ! Berangkat !!!” seruku.
“Ma.. Pamit ya..”
“Iya nak..hati-hati..” kata Ibuku.
Aku, Indri seorang murid SD berusia
12 tahun. Sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang murid untuk pergi
kesekolah. Bisa dikatakan sekolah adalah rumah kedua bagiku. Disana aku
belajar, bertemu teman-teman, guru, bermain dan yang lainnya. Seperti halnya
yang kulakukan saat ini , sekarang tepat bulan tengah semester yaitu, waktunya
kami bagi para siswa untuk mempersiapkan diri beberapa hari sebelum nantinya
ulangan kenaikan kelas akan dilaksanakan. Yahh..bisa dibilang ini untuk
menghilangkan rasa deg-degan kami.
“Holaa
semua...” seruku pada teman-temanku ketika sampai disekolah. Mereka lagi kumpul
di halaman sekolah dan menyorakiku huhh...
“Oh hey In... pagi juga nih datengnya”
kata Sintya.
“Hahaha
iya dong sin, harus semangatlah masa pagi-pagi udah loyo...ya ga?? ya ga ?? Eh
yang lain kemana nih? ” Tanyaku pada Sintya.
“Yang lain siapa? Liat dong nih
sekolah udah lumayan rame ckck”
“Lah
dasar kamu ini, itu cimit-cimit lagi 2, di Ditha sama Yuli. Udah siang begini
kok
CERITA RAKYAT (SANGKURIANG)
1.
Pengertian cerita
rakyat
Cerita Rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah
yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang
suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang
dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,
manusia maupun dewa
2.
Ciri-ciri /
karakteristik cerita rakyat
·
Bersifat anonim, artinya nama pengarang tidak ada.
·
Bersifat komunal, artinya cerita rakyat masyarakat
secara kolektif.
·
Berkembang dari mulut ke mulut.
3.
Sinopsis
Diceritakan bahwa Raja
Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni
yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan
betina bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air
seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu
dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling
berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri
mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si
Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan
bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar
ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang
terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang
mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya
melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
Langganan:
Postingan (Atom)